Oleh Rachmat Ari Kusumanto
CEO Rumah Zakat Indonesia
Seorang teman bertanya, sebenarnya apa pekerjaan amil? Mengapa di sebuah Lembaga Amil Zakat memiliki begitu banyak karyawan yang bekerja di berbagai posisi? Bukankan pekerjaan LAZ adalah mengambil zakat dan kemudian menyalurkannya? So simple, katanya.
Sobat Zakat yang dimuliakan Allah, mari sejenak kita mengingat kisah detik-detik dimana Rasulullah Saw akan meninggalkan dunia ini selamanya. Tentu Sobat Zakat ingat apa yang diucapkannya kala itu. Ya, beliau berkata ”Ummatii..ummatii..ummatii”. Lalu menggapa bukan Laa illaha illallah?
Ust. Setiawan Budi Utomo Lc., seorang anggota Dewan Syariah Nasional menjelaskan bahwa kata-kata terakhir yang diungkapkan Rasullullah tersebut adalah implementasi tertinggi dari keimanan kepada Allah Swt. Di saat tubuhnya menahan rasa sakit karena Malaikat Izrail mencabut nyawa beliau dengan perlahan dan penuh kelembutan, Rasulullah tetap menggingat kita, umatnya! Subhanallah.
Lalu siapakah ”ummatii” yang dimaksud Rasulullah? Apakah hanya orang tak punya (mustahik)? Atau mereka yang berkecukupan (muzakki)? Tentu semua sepakat bahwa tak peduli kedudukan, suku, ataupun harta, seluruh kaum muslim adalah umat Rasulullah Saw.
Lalu mengapa Rasulullah mengkhawatirkan kita?
Sobat, sungguh meskipun kita telah memiliki kesamaan sebagai umat Rasulullah Saw, namun tetap saja ada garis pembatas sesama manusia. Selalu saja ada golongan yang disebut kaum elit, ada pula yang disebut kaum menengah dan ada juga yang dipanggil kaum papa. Intinya ada yang miskin dan ada yang kaya.
Tak dapat kita pungkiri bahwa fenomena yang kaya bertambah makmur, sementara yang miskin kian terpuruk itu masih ada. Akibatnya ketidakseimbangan hidup pun terjadi. Untuk itulah diperlukan sebuah katalisator agar yang kaya mendapatkan bantuan untuk menolong yang miskin.
Apa benar orang kaya perlu dibantu? Pada dasarnya semua manusia selalu memerlukan bantuan orang lain. Baik si kaya maupun para mustahik. Masih banyak para muzakki bingung hendak menyalurkan kelebihan uang mereka. Untuk itulah diperlukan sebuah lembaga yang dapat dipercaya untuk menjadi jembatan cinta antara muzakki dan mustahik.
Oleh karena itulah Rumah Zakat Indonesia (RZI) hadir sebagai pihak yang memiliki misi membantu para muzakki dalam menyalurkan sebagian harta mereka dan sebagi partner para mustahik agar lebih berdaya.
Berbicara mengenai pemberdayaan tak akan pernah ada habisnya. Pemberdayaan tak sekedar menyerahkan sejumlah uang dari muzakki kepada mustahik. Pemberdayaan adalah sebuah pola kerja yang membutuhkan inovasi, kreativitas serta didukung SDM berkualitas yang memiliki keikhlasan tingkat tinggi dalam rangka memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan bukanlah pemberian dari langit yang untuk mencapainya tak diperlukan usaha apapun.
Dengan demikian, jika ditanya apakah tujuan akhir kami, maka dengan yakin saya menjawab, menggapai Ridho Allah Swt dan membuat Rasulullah Saw tersenyum. Doakan kami Sobat Zakat agar senantiasa amanah dan profesional.